Pengertian Tenik Pengecoran Logam
Proses
pengecoran adalah proses penuangan logam ke ceetakan, kemudian logam cair
tersebut membeku sesuai dengan rongga cetak. Produk hasil pengecoran dapat
digunakan pada produk akhir, namun demikian pada umumnya setiap produk coran
menentukan hasil coran menggunakan cetakan pasir. Untuk mendapatkan hasil yang
terbaik, tentusaja dibutuhkan proses lebih lanjut (machining) agar produk coran
dapat menjadi lebih mulus dan rapih. Core inti adalah pembuat rongga pada
cetakan pasir yang dibuat, namun inti biasanya dibuat dari bahan yang titik
leburnya di atas temperatur logam cair
yang akan di cor.
Parameter proses yang terkait didalam proses
pengecoran melalui model (pembuatan pola) pemilihan pasir cetak, pembuatan
inti, komposisi kimia, neraca bahan, desain gating system proses pencairan,
proses penuangan, kecepatan penuangan, proses pembekuan sifat mekanik cacat
coran. Parameter-parameter yang mempengaruhi hasil dan kualitas dari coran yang
dibuat adalah salah satunya komposisi pasir. Proses pengecoran dengan menggunakan
pasir cetak sebagai unsur utama pada cetakan merupakan proses unsur utama pada
cetakan merupakan proses pengecoran yang paling banyak digunakan.
Klasifikasi Pengecoran Dengan cetakan pasir
Secara umum cetakan dibagi dua jenis yaitu:
a. Cetakan
sekali pakai (Expandable Mold)
b.
Cetakan permanen (Permanent Mold)
Cetakan logam dengan menggunakan cetakan
pasir termasuk kedalam cetakan sekali pakai karena cetakan tersebut harus
dibongkar terlebih dahulu untuk mengeluarkan produk coran. Untuk mencetak
kembali dengan menggunakan cetakan pasir kita harus membuat ulang cetakannya. Itu adalah salah
satu kerugian yang didapat apabila menggunakan cetakan pasir terdapat beberapa
keuntungan apabila menggunakan cetakan pasir terdapat beberapa keuntungan
apabila menggunakan cetakan pasir yaitu:
1.
Harga pasir cetak yang lebih murah.
2.
Dapat dipakai berulang-ulang
Karena
beberapa sebab diatas, maka cetakan pasir sering digunakan di industri kecil.
Terminologi
Pengecoran dengan Cetakan Pasir
Pada
umumnya cetakan pasir memiliki bagian – bagian sebagai berikut berikut :
1. Cavity (rongga cetakan)
Merupakan ruang tempat logam cair dituangkan dalam cetakan
bertambahnya bentuk ronggga ini tempat-tempat logam cair dituangkan dalam
cetakan bentuknya sama dengan bentuk benda yang akan dicetak.
2.
Core (inti)
Fungsinya adalah membuat rongga pada benda
coran. Inti dibuat terpisah dari cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan
digunakan. Bahan inti harus tahan menahan temperatur, karena itulah biasanya bahan
dari inti terbuat dari pasir.
3.
Gating sistem (sistem saluran
masuk)
Merupakan saluran masuk ke rongga cetakan
dari saluran turun. Gating system suatu cetakan dapat lebih dari satu,
tergantung dengan ukuran rongga cetakan yang akan diisi oleh logam cair.
4. Sprue (Saluran turun)
Merupakan saluran masuk dari luar dengan
posisi vertikal. Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan
penuangan yang diinginkan.
5. Raiser (penambah)
Merupakan
penambah logam cair atau cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan selama solidifikasi.
Pengecoran Cetakan Pasir
Pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir
melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir
untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak
dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang
berisi produk cord an membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses
pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran
terutama industri-industri kecil karena harganya sangat ekonomis
Kebayakan pasir yang digunakan dalam proses
pengecoran adalah pasir silika (Si O2). Pasir merupakan produk dari
hancuran-hancuran batu-batuan dalm jangka waktu lama, alasan penggunaan pasir
adalah karena pasir murah dan tahan terhadap temperatur yang extrim, namun
apabila komposisi antara pasir, zat perekat dan unsur lainnya tidak tercampur
dengan baik, maka hasil cetakan kurang begitu memuaskan. Pada umumnya ada 2
jenis pasir yang digunakan, yang pertama adalah Natu rally Blended (Bahic
sands), kamudian jenis pasir kedua yang digunakan adalah pasir sinteks karena
komposisinya yang mudah diatur diatur maka pasir shithetic lebih banyak
digunakan pada industri pengecoran. Pemilihan jenis pasir untuk cetakan
melibatkan beberapa faktor yaitu:
a.
Bentuk Pasir
b.
Ukuran pasir
c.
Pengikat
Apabila kita menggunakan pasir halus dan bulat
dalam membuat cetakan, maka hasil coran pun akan lebih halus / mulus, kemudian
komposisis pasir dan pengikat dicampur dengan takaran tertentu. Setelah ketiga
unsur tersebut diketahui dengan tepat, sesuai dengan kebutuhan, maka hasil
coran dapat seperti yang diharapkan
Jenis Cetakan Pasir
Cetakan pasir untuk proses pengecoran dengan
menggunakan pasir pada umumnya dalah
a.
Green sand
Cetakan ini yang paling murah dan yang paling banyak digunakan disebut
juga pasir cetak basah karena pasir di jenis cetakan green sandnya memiliki
kandungan air/ kelebihan ketika dituangkan.
b.
Cold box.
Cetakan ini disebut cetakan kotak dinginn pasir yang dicampur dengan
pengikat dari bahan organik, maupun non organik. Dengan tujuan untuk
meningkatkan kerapatan cetakan pasir akurasi dimensi pada cold bot lebih
tinggi, namun konsekuensinya harganya meningkat
c.
No Bake Mold
Dalam cetakan yang tidak dikeringkan, resin sintetik cair campuran
dengan pasir dan campuran itu akan mengenai pada temperatur kamar karena ikatan
antar pasir campuran itu akan mengeras pada temperatur kamar. Karena ikatan
antar pasir terjadi tanpa dipanaskan, maka seringkali jenis cetakan ini juga
disebut cold setting process, selain diperlukan cetakan yang tinggi beberapa
sifat lain dari cetakan pasir yang diperlu diperhatikan adalah permeabilitas
cetakan (kemampuan untuk melakukan udara atau gas
2.4.2 Pola
Merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat
dibuat dari kayu,plastik atau polimer, maupun logam. Pemilihan material pola
bergantgung pada bentukdan ukuran besi cor dan jenis pola yang digunakan pada
umumnya jenis-jenis dari pola adalah
a.
Pola tunggal (one piece pattren)
Biasanya digunakan untuk bentuk
produk yang sederhana dan jumlah produk yang sedikit pola ini dibuat dari kayu
dan tidak mahal
b.
Split patterrn
Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga
cetak dari masing-masing pola, dengan
pola ini bentuknya dapat lebih rumit daripada pola tunggal
c.
Match Plate Pattern
Pola jenis ini yang digunakan yang paling banyak digunakan atau yang
paling populer dalam dunia pengecoran. Pola “Terpasang menjadi satu”dengan
suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan arah
pada suatu bidang datar. Pola jenis ini sering digunakan sering digunakan
bersama dengan mesin pembuat cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang
tinggi untuk produk – produk kecil
Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti
pada blok mesin kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti
ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk permukaan
bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin.
Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas dan tidak
mudah hancur (tidak rapuh).
Agar
inti tidak mudah bergeser pada saat penuangan logam cair, diperlukan dudukan
inti (core prints). Dudukan inti biasanya dibuatkan pada cetakan seperti pembuatan
inti serupa dengan pembuatan cetakan pasir yaitu menggunakan no-bake, cold-box
dan shell. Untuk membuat cetakan diperlukan pola sedangkan untuk membuat inti
dibutuhkan kotak inti.
Besi
Cor Kelabu
Besi
cor kelabu merupakan paduan dari unsur-unsur besi (Fe), karbon C dan silicon
(Si) yang mengandung “ karbon tak berkaitan” dalam bentuk grafit. Nama besi cor
kelabu didapat dari tampilan patahan berwarna kelabu.
Besi
cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya dibagi menjadi
10 kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik minimumnya.
Besi
Cor Malleable
- Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki komposisi tertentu.
- Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki komposisi tertentu.
- Proses terbentuknya beis cor putih akibat :
- Rendahnya kandungan karbon dan silikon
- Adanya unsur-unsur pembentuk karbida
seperti Cr, Mo dan V
- Laju pendinginan dan pembekuan yang tinggi
Pada proses
pembuatan besi cor malleable, besi cor putih dipanaskan hingga temperatur
diatas temperatur eutectoid (1700oF) kemudian ditahan hingga beberapa jam dan
didinginkan dalam tungku. Proses tersebut menyebabkan unsure karbon terlarut
dalam austenit, mengendap dan membentuk grafit bulat tak beraturan (irregular
nodules of graphite) yang disebut korbon temper. Proses ini akan menghasilkan
besi cor malleable dengan matriks ferit.
Gating sistem (sistem saluran
masuk)
Merupakan
saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun. Gating sistem suatu cetakan
dapat lebih dari satu, tergantung dengan ukuran rongga cetakan yang akan diisi
oleh logam cair.
Sprue (Saluran turun)
Merupakan
saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal. Saluran ini juga dapat lebih dari
satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.
Pouring
basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan
aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya
kotoran-kotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
Raiser (penambah),
Merupakan
cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali rongga cetakan
bilaterjadipenyusutanakibatsolidifikasi.
Operasi Pengecoran Cetakan Pasir
Operasi
pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan tahapan proses perancangan produk
cor, pembuatan pola dan inti, pembuatan cetakan, penuangan logam cair dan
pembongkaran produk cor. Setelah proses perancangan produk cor yang
menghasilkan gambar teknik produk dilanjutkan dengan tahapan-tahapan berikutnya
:
a. Menyiapkan bidang dasar datar atau pelat
datar dan meletakan pola atas (cope) yang sudah ada dudukan inti dipermukaan
pelat datar tadi.
b. Seperti
pada langkah c, untuk cetakan bagian bawah (drag) beserta sistem saluran.
c. Menyiapkan
koak inti (untuk pembuatan inti)
d. Inti
yang telah jadi disatukan (inti yang dibuat berupa inti setengah atau paroan
inti)
e. Pola
atas yang ada dipermukaan pelat datar ditutupi oleh rangka cetak atas (cope)
dan ditambahkan system saluran seperti saluran masuk dan saluran tambahan
(riser). Selanjutnya diisi dengan pasir cetak.
f. Setelah
diisi pasir cetak dan dipadatkan, pola dan system saluran dilepaskan dari
cetakan
g. Giliran
drag diisi pasir cetak setelah menempatkan rangka cetak diatas pola dan pelat
datar.
h. Setelah
disi pasir cetak dan dipadatkan, pola dilepaskan dari cetakan
i.
Inti ditempatkan pada dudukan inti yang ada
pada drag.
j.
Cope dipasangkan pada drag dan dikunci
kemudian dituangkan logam cair.
k. Setelah
membeku dan dingin, cetakan dibongkar dan produk cor dibersihkan dari sisa-sisa
pasir cetakan.
l.
Sistem saluran dihilangkan dari produk cor
dengan berbagai metoda dan produk cor siap untuk diperlakukan lebih lanjut.
Dalam
teknik pengecoran logam fluiditas tidak diartikan sebagai kebalikan dari
viskositas, akan tetapi berarti kemampuan logam cair untuk mengisi ruang-ruang
dalam rongga cetak. Fluiditas tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan
sifat-sifat fisik secara individu, karena besaran ini diperoleh dari pengujian
yang merupakan karakteristik rata-rata dari bebrapa sifat-sifat fisik dari
logam cair
Logam – logam dalam pengecoran
a. Besi
Cor Putih
Besi
cor putih terbentuk ketika unsur karbon (C) tidak mengendap sebagai grafit
selama proses pembekuan, akan tetapi tetap berkaitan dengan unsur besi (Fe),
krom (Cr) atau molibden (Mo) membentuk karbida.
Besi cor putih bersifat keras dan
getas dan memiliki tampilan patahn seperti kristal berwarna putih.
b. Besi
Cor Kelabu
Besi
cor kelabu merupakan paduan dari unsur-unsur besi (Fe), karbon © dan silicon
(Si) yang mengandung “ karbon tak berkaitan” dalam bentuk grafit. Nama besi cor
kelabu didapat dari tampilan patahan berwarna kelabu.
Besi
cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya dibagi menjadi
10 kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik minimumnya.
Kekuatan,
kekerasan dan struktur mikro dari besi cor kelabu dipengaruhi oleh beberapa
factor seperti komposisi kimia, desain, cetakan, karakteristik cetakan dan laju
pendinginan selama dan setelah pembekuan.
Unsur
Cu, Cr, Mo dan Ni seringkali ditambahkan untuk mengatur struktur mikro matriks
dan pembentukan grafit. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan ketahanan
korosi besi cor kelabu pada beberapa media.
Besi
cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching dan temperature sekitar
1600˚F (menjadi getas). Kombinasi dengan proses temper akan meningkatakan
ketangguhan dan menurunkan kekerasannya.
c. Besi
Cor Malleable
Besi
cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki
komposisi tertentu. Proses terbentuknya besi cor putih akibat :
·
Rendahnya kandungan karbon dan silikon
·
Adanya unsur-unsur pembentuk karbida seperti
Cr, Mo dan V
·
Laju pendinginan dan pembekuan yang tinggi
Pada
proses pembuatan besi cor malleable, besi cor putih dipanaskan hingga
temperatur diatas temperatur eutectoid (1700oF) kemudian ditahan hingga
beberapa jam dan didinginkan dalam tungku. Proses tersebut menyebabkan unsure
karbon terlarut dalam austenit, mengendap dan membentuk grafit bulat tak
beraturan (irregular nodules of graphite) yang disebut korbon temper. Proses
ini akan menghasilkan besi cor malleable dengan matriks ferit.
d. Besi
Cor Nodular
Besi
cor nodular memiliki komposisi unsure yang sama dengan besi cor kelabu. Unsure
tersebut yaitu karbon dan silikon. Perbedaan besi cor nodular dan kelabu
terletak pada bentuk grafit (untuk menghasilkan bentuk grafit yang berbeda,
digunakan proses yang berbeda pula). Pembulatan grafit dicapai karena ditambahkan
unsure Magnesium (Mg) dan Cerium (Ce).
e. Baja
(Baja Cor)
Salah
satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung
unsure karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan
karbon maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain karbon, baja cor mengandung
-
Silikon (Si) : 0.20 – 0,70 %
-
Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 %
-
Fosfor (P)
-
Sulfur (S)
Proses Peleburan Logam
Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena
berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula
muatan yang terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti
fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku. Fluks adalah senyawa
inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan menghilangkan gas-gas
yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks memiliki
beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan
alumunium terdapat cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan
alumunium cair),. Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining fluxes, dan wall
cleaning fluxes
Tungku-tungku
peleburan yang biasa digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku
busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku kupola.
Karakteristik masing-masing tungku peleburan adalah :
a.
Tungku busur listrik
·
laju peleburan tinggi laju produksi tinggi
·
polusi lebih rendah dibandingkan
tungku-tungku lain
·
memiliki kemampuan menahan logam cair pada
temperatur tertentu untuk jangka waktu lama untuk tujuan pemaduan
b.
Tungku induksi
·
Khususnya digunakan pada industri pengecoran
kecil
·
Mampu mengatur komposisi kimia pada skala
peleburan kecil
·
Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless
(frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi rendah, sekitar 60 Hz)
·
Biasanya digunakan pada industri pengecoran
logam-logam non-ferro
Secara
khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair
diatas temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir), penahanan
temperatur (menjaga logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama,
sehingga sangat cocok untuk aplikasi proses die-casting), dan duplexing/tungku
parallel (menggunakan dua tungku seperti pada operasi pencairan logam dalam
satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
c.
Tungku krusibel
·
Telah digunakan secara luas disepanjang
sejarah peleburan logam. Proses pemanasan dibantu oleh pemakaian berbagai jenis
bahan bakar.
·
Tungku ini bisa dalam keadaan diam,
dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
·
Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro
dan non-ferro
d.
Tungku kupola
·
Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana
baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata tahan api
·
Muatan terdiri dari susunan atau lapisan
logam, kokas dan fluks
·
Kupola dapat beroperasi secara kontinu,
menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju peleburan tinggi
Cacat pada coran
Cacat
( defect ) sangatbsulit dan hampir mustahil dihilangkan separuhnya, namun
apabila mata mengenalinya, mana rata dapat meminimalis efek dan penyebab dari
cacat tersebut pada umumnya dapat dihasilkan jadi 9 kelas yaitu :
1.
Ekor tikus
2.
Lubang lubang
3.
Retakan
4.
Permukaan kasar
5.
Salah ulir
6.
Kesalahan ukuran
7.
Khanklusion dan struktur tidak seragam
8.
Deformasi dan melintir
9.
Cacat yang tak rata
Cacat
- cacat tersebut pada umumnya disebabkan oleh perencanaan bahan yang terjadi pada
umumnya disebabkan oleh perencanaan bahan yang di pahami, pasir pembuatan
cetakan penuangan finishing dan sebagainya penyebabnya bisa berbeda cacaat pada
besi coran dan cacat yang sama namun besi cor ciri ciri khasnya dan coran yang
telah dingin dan coran yang terjadi hingga rongga hingga pada udara hasil coran.
Usaha
usaha pencegahannya dapat beragam agar mudah untuk dimengerti maka akan
dijelaskan di bawah ini cara menanggulangi cacat tersebut dapat di lihat
beberapanya diantaranya, yaitu :
1 Pada
saat proses peleburan pada tungku kupala logam perlu mendapat cairan yang
bersih dari kotoran terutama dari air dan minyak yaitu dengan cara menjaga
tungku tetap bersih menjaga ketinggian atas dengan menghindari kelembabandasar
dan dingin oleh dengan menginginkan zat oxsida menghilang
3
rongga udara bisa terjadi karena temperatur penuangan yang rendah
apabila letak saluran menurun tidak baik dan waktu penuangan terlalu lama, maka
rongga dapat terjadi oleh karena itu perlu pemasangan saluran turun yang baik.
4
Rongga udara dapat disebabkan oleh premaebilitas disebabkan oleh
penguapan uap air yang membentuk karen itu gas perlu diminialisir setelah banyak cacat yang banyak ditemukan
yaitu cacat penetrasiologam mengadakan penetrasi kedalam permukaan logam cair
masuk kedalam logam mengadakan penetrasi
kedalam permukaan coran terutama pada pengintian pad a tempratur yang tinggi
bentuk penetrasinya biasanya berbentuk sudut yang tajam inti yang sangat tajam
dan dan kecil dan logam masuk kedalam ruangan antara butir butir pasir pada
permukaan pada logam tetapi yang penting adalah kelembaban pasir dan Fe
tumbukan pasir yang padat hingga didapatkan cetakan yang berkualitas sangat
baik beberapa contoh cacat pada
pengecoran adalah :
1.
Pin hole (lubang jarum)
2.
Blisters
3.
Body sears
Penyebab porosity adalah gas terbawa pada
logam cair pada saat pencairan gas terserap kedalam logam cair dan cetakan dan
titik cair terlalu tinggi dan waktu penyaluran terlalu lama beberapa cara untik
pencegahannya adalah :
1. Menghilangkan gas
Yaitu dengan meniupkan gas inlet kedalam
merupakan gas iner kedalam persi gas argon helium dan nitrogen.
1). Menghilangkan dengan fluks
2). Pencairan kembali
Cacat lainya adalah :
2. Shringkage
Adalah
penyusutan dimensi dari hasil coran karena proses solodifikasi beberapa
penyebabnya adalah
a.
Perbedaan benda cor yang terlalu besar
b.
Terdapat bagian yang terlalu
besar yang tidak dapat dialiri oleh logam cair
c.
Saluran masuk dan saluran penambah tidak mendukung adanya solidifikasi
progresif
d.
Saluran masuk dan penambah kurang banyak
e.
Saluran masuk dan penambah salah
penempatannya
f.
Penambahannya terlalu kecil
Pencegahan untuk shringkage adalah :
1)
Digunakan pembekuan mengarah pada penambah dapat bekerja secara efektif
2)
Penggunaan chill untuk mengalirkan pembekuan dan penambah meningkat
Daerah
pengisi yang efektif dari penambah pengisi yang efektif dari penambah cacat
lainya adalah
1)
Temperatur jangan terlalu tinggi
2)
Kecepatan penuangan jangan terlalu tinggi
3)
Jumlah saluran haarus ditambah dan logam cair harus diisi seragam dari
beberapa cetakan
4)
Lubang saluran air harus ditambah
5)
Lubang angin pada inti harus
cukup
Cacat lainya pada coran adalah :
a. Dras ( oxidasi / kotoran )
Penyebabnya
adalah logam cair dari aluminium yang mudah teroksidaasi dalam logam cair /
yang di alihkan pada waktu penuangan sebagai dras pada penuangan cup pada
bagian dalam coran.
b. Gas defect
Adalah
lubang pada hasil coran dalam bentuk bulat pada hasil coran bentuk bulat akibat
terperangkapnya udara dalam logam sewaktu penuangan.
penyebabnya adalah :
1)
Aliran turbulen pada getting system
2)
Kondisi peralatan yang basah baik dari air atau dai minyak
3)
Serap basah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar