Jenis - Jenis Suspensi
Konstruksi
suspensi digolongkan menjadi dua tipe, yaitu suspensi dependen dan suspensi
independen. Tiap jenis suspensi itu memiliki ragamnya masing-masing. Berikut
ini adalah penjelasan tiap suspensi tersebut.
·
Dependen
Dalam mobil yang menggunakan jenis
suspensi dependen, roda kiri dan roda kanan dihubungkan oleh poros kaku
(rigid), dan poros kaku tersebut dihubungkan ke bodi dengan menggunakan pegas,
peredam kejut, dan lengan kontrol (control arm). Pada suspensi rigid roda kiri
dan kanan dihubungkan oleh satu poros (axle). Mobil-mobil berat seperti truk
masih banyak yang menggunakan jenis suspensi ini. Hal ini karena konstruksinya
kuat dan sederhana
Karakteristik suspensi dependen :
a. Gerakan
salah satu roda mempengaruhi roda yang lain
b. Konstruksi
sederhana, perawatan mudah
c. Gerakan
pemegasan sedikit mempengaruhi geometri roda
d. Memerlukan
ruang pemegasan yang besar
e. Titik
berat kendaraan tidak dapat rendah (kenyamanan kurang)
f. Massa
tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang)
g. Bodi
sedikit miring pada saat belok
·
Independen
Pada
mobil dengan jenis suspensi independen, roda kiri dan roda kanan mobil bergerak
secara bebas karena tidak dihubungkan oleh satu poros kaku.
Karakteristik
suspensi independen :
a.
Gerakan salah satu roda
tidak mempengaruhi roda lain
b.
Konstruksi agak rumit
c.
Membutuhkan sedikit
tempat
d.
Jarak roda dan geometri
roda berubah saat pemegasan
e.
Titik berat kendaraan
dapat rendah (nyaman dan aman)
f.
Pegas dapat
dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar gerakan roda)
g.
Perawatan lebih sulit
Tipe Suspensi Depan
Sistem Suspensi
depan tipe Macpherson.
·
Tipe Macpherson Strut
dengan lower arm berbentuk L.
Suspensi
jenis ini banyak digunakan pada kendaraan mesin depan penggerak belakang.
Keuntungannya dapat menahan gaya dari arah samping maupun arah depan belakang
sehingga tidak memerlukan strut bar.
· Tipe Macpherson Strut.
Suspensi
tipe ini tidak memiliki lengan atas, sehingga konstruksinya lebih sederhana
dari pada tipe double wishbone. Tipe ini dapat diservis dengan lebih mudah
karena memiliki komponen yang lebih sedikit.
Sistem Suspensi
depan tipe Wishbone
·
Tipe Double Wishbone
dengan pegas koil.
Terdiri
atas upper dan lower arm yang menopang roda dan knuckle yang menghubungkan
lengan-lengan. Lengan-lengan menerima gaya longitudinal dan latitudinal,
memungkinkan pegas untuk menopang beban vertical saja. Digunakan pada mobil
penumpang dan truk ukuran kecil.
· Tipe Double Wishbone
dengan batang torsi.
Suspensi
tipe ini bagian depan batang torsi dibubungkan ke upper arm, bagian belakang
batang torsi di hubungkan ke body. Sehingga penyetelan tinggi kendaraan lebih
mudah. Tipe ini banyak digunakan untuk truk kecil.
Tipe Suspensi Belakang
·
Tipe pegas daun
parallel
Setiap
ujung axle yang menggabungkan kedua roda dipasang pada pegas daun. Pegas daun
yang paralel satu sama lain, didudukkan membujur pada bodi kendaraan. Digunakan
pada roda depan truk, bus dan lain – lain.
·
Tipe 4 Link
Control
arm atas dan bawah dipasang membujur pada bodi kendaraan pada setiap ujung
axle, dan lengan yang satu lainnya dipasang secara melintang dari satu ujung
axle ke bodi.
·
Tipe Semi Trailing Arm
Lengan
suspensi belakang dipasang pada sudut yang telah ditentukan pada member suspensi
belakang guna menahan gaya lateral yang lebih besar.
·
Tipe Double Wishbone
Suspensi
jenis ini mempunyai tiga suspensi arm (satu upper dan dua lower arm) yang
diposisikan tegak lurus dengan garis tengah kendaraan dan sebuah strut rod yang
sejajar dengan garis tengah kendaraan. Digunakan pada roda belakang, mobil penumpang
yang penggeraknya pada roda belakang
·
Tipe Strut Dual Link
Suspensi
jenis ini banyak digunakan di mobil mesin depan penggerak depan. Roda-roda
ditopang oleh dua suspension arm dan stud rod. Suspension arm terletak hampir
tegak lurus dengan garis tengah kendaraan, sedangkan strut rod sejajar dengan
garis tengah kendaraan. Digunakan pada roda belakang, mesin didepan menggerakan
roda depan
Tipe Trailing Arm
dengan Twist Beam
Suspensi
jenis ini banyak digunakan untuk mobil kecil dengan penggerak roda depan.
Bagian
belakang arm dihubungkan dengan jalan di las pada axle beam. Digunakan pada roda
belakang mobil kecil dengan penggerak roda depan.
Pemeriksaan dan
Gangguan Pada Sistem Suspensi
Keamanan dan
kenyamanan berkendara sangat
dipengaruhi oleh kondisi
sistem suspensi. Kondisi sistem suspensi itu dipengaruhi oleh
kondisi komponen-komponennya, jika salah satu kondisi komponen buruk maka
akan mempengaruhi seluruh
kinerja dari sistem
suspensi.
1. Suspensi Depan
a. Pegas
Kerusakan
yang dapat terjadi
pada pegas spiral
adalah pegas patah
dan pegas mengalami pengerutan sehingga
ketinggian mobil mobil
akan berkurang. Pemeriksaannya dengan
cara melihat kondisi fisik pegas apakah ada keretakan atau bahkan sudah
patah. Pengerutan pegas dapat
diperiksa dengan cara
mengukur ketinggian kendaraan
lalu membandingkan dengan spesifikasi standarnya atau juga bisa
dilakukan dengan mengukur panjang pegas.
b. Shock Absorber
Pemeriksaan
manual terhadap shock absorber diantaranya adalah pemeriksaan
kebocoran minyak dan
pemeriksaan kinerja.
Pemeriksaan kebocoran minyak dilakukan secara visual dengan melihat
ada atau tidaknya ceceran
minyak pada bodi shock
absorber. Pemeriksaan kinerja dilakukan dengan cara merasakan
tahanan shock absorber saat
langkah kompresi dan langkah
ekspansi. Pada shock
absorber kerja ganda langkah kompresi dan langkah ekspansi sama sama
memiliki tahanan. Baik ketika ditekan atau
ditarik dengan tangan, shock
absorber akan menahan
gaya yang ditimbulkan dari
tangan kita. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam
uji kinerja ini adalah posisi shock absorber harus
vertikal dan lakukan uji ini berkali-kali sampai tahanan shock absorber
konstan.
c. Lengan Suspensi (suspension Arm)
Pemeriksaan
manual yang bisa
dilakukan yaitu pemeriksaan
keretakan, pemeriksaan
kekencangan baut-baut dan
mur-mur, pemeriksaan kondisi
bushing, pemeriksaan pergerakan lengan suspensi dari kekocakan dan
kelancaran pergerakan.
d. Ball Joint
Keausan
ball joint mengakibatkan
kekocakan, adanya kekocakan akan
menambah gerak bebas pada roda kemudi, menimbulkan suara
pada sistem suspensi, berubahnya wheel
alignment. Pemeriksaan
kekocakan ball joint
dapat dilakukan dengan cara
melihat reaksi ball
joint saat roda kemudi
digerak-gerakkan atau dengan
cara menggoyangkan ball joint.
Ball joint yang masih baik tidak
memilki gerak bebas
dan stud ball
joint tidak bisa digerakan dengan
mudah oleh jari. Dibutuhkan tenaga yang
lebih dari tenaga jari untuk menggerakan stud ball joint. Pemeriksaan ball joint
pada upper arm dan
lower arm juga dapat dilakukan dengan
cara menggerak-gerakkan roda
Pengecekan tersebut
dilakukan sambil menginjak
pedal rem. Jika
terasa ada kelonggaran
maka terjadi kerusakan pada ball joint.
e. Bushing Karet
Kerusakan
bushing karet antara lain sobek,
retak, kehilangan sifat elastisnya, berubah bentuk. Bushing karet tidak dapat
diperbaiki, bushing karet yang sudah rusak harus diganti dengan yang baru.
f. Stabilizer Bar
Kerusakan yang dapat terjadi pada stabilizer bar
adalah stabilizer bar mengalami kebengkokan atau bahkan patah. Pemeriksaan
kebengkokan stabilizer bar dilakukan dengan cara meletakan
stabilizer bar pada
bidang datar lalu
melihat apakah stabilizer
bar mengalami puntiran
atau tidak.
g. Bumper
Sama
seperti bushing karet,
bumper juga terbuat
dari karet. Pemeriksaan
bumper juga sama seperti bushing karet.
2. Suspensi Belakang
Kerusakan
yang dapat terjadi pada suspensi belakang model pegas daun pararel diantaranya
adalah rusaknya karet-karet bushing pada shackle dan hanger pin, serta patahnya
pegas daun. Kondisi mur dan baut yang
kendor pun dapat
menyebabkan kerusakan oleh
karena itu perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap kekencangan mur dan baut. Pemeriksaan
yang lainnya adalah pemeriksaan kondisi
fisik u-bolt apakah
mengalami keretakan atau
patah, serta pemeriksaan
keretakan dan keausan lembar
pegas daun.
Menganalisis Kerusakan
dan Kondisi Sistem
Cara
menganalisis kerusakan sistem suspensi :
1. melakukan tes drive untuk mengetahui
bagian komponen suspensi mana yang dirasa kurang nyaman.
2. mendengarkan bagian suspensi yang bunyi
akibat bodi mobil digoyang
3. melakukan pengamatan dimana letak
komponen suspensi yang rusak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar