A. Pengertian
Cutting Tools
Alat pemotong (cutter) adalah alat yang
digunakan untuk menghilangkan bahan dari benda kerja dengan cara deformasi
geser.
Bahan-bahan yang digunakan untuk cutting tool pada proses pemesinan merupakan faktor utama yang bisa
mempengaruhi proses pemesinan itu sendiri. Pada saat proses pemesinan, cutting tool mengalami kenaikan
temperatur dan tegangan akibat gesekan dengan benda kerja.
Beberapa karakteristik dalam menentukan bahan cutting tool antara lain :
1.
Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan karakteristik di mana bahan cutting tool harus lebih keras daripada
bahan benda kerja yang dikerjakan. Kekerasan bahan cutting tool akan mempengaruhi kekuatan cutting tool pada saat proses pemesinan, khususnya pada temperatur
tinggi tinggi (>600° C) yang pada suhu tersebutmaterial logam
akan mencapai suhu “ austenit “. Bahan yang digunakan cutting
tool hendaknya dipilih sesuai dengan temperatur saat proses pemesinan.
2.
Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan merupakan suatu karakteristik di mana ketahanan
suatu cutting tool dalam mengatasi
gaya impak pada saat proses pemesinan, khususnya pada proses yang berlangsung
secara terputus-putus, misalnya pada proses pembuatan poros spline dan roda
gigi.
3.
Ketahanan aus
Ketahanan aus merupakan karakteristik yang mempengaruhi umur cutting tool pada proses pemesinan
sebelum cutting tool tersebut diasah
ataupun diganti.
4.
Kestabilan kimiawi
Kestabilan kimiawi merupakan karakteristik yang harus dipenuhi
oleh bahan benda kerja yang bisa menyebabkan keausan.
A. Gaya
Potong dan Kecepatan Potong
Gaya
geser dan sudut bidang geser merupakan fungsi dari gaya gesek serpihan dengan
permukaan pahat, sedangkan gaya gesek tergantung kepada beberapa faktor, antara lain kehalusan dan ketajaman pahat, ada
tidaknya zat pendingin (coolant), material pahat, material benda kerja,
kecepatan potong dan bentuk pahat nya.
Secara
umum dapat dikatakan, bila gaya gesek besar, geramnya tebal, sudut geser kecil.
Untuk mengukur besarnya gaya-gaya tersebut, digunakan dinamometer elektronik,
misalnya gaya potong tidak di ukur pada tempat pemotongan, tetapi reaksi
pemotongan nya yang di ukur. Kombinasi transduser dan platform, digunakan untuk
mengukur 3- buah gaya dan momen puntir/torsi (pada proses penggurdian).
Gaya-gaya
yang bekerja pada ujung mata pahat mesin bubut, dapat di lihat pada
gambar:
Keterangan:
Fl= Gaya Longitudinal
Ft = Gaya Tangensial
Fr= Gaya Radial
Dalam
operasi permesinan, gaya terpenting adalah Gaya
Tangensial sebab secara persentase, gaya ini
yang paling besar. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
ü Gaya
perkakas tidak berubah secara signifikan dengan berubahnya kecepatan potong.
ü Makin besar
hantaran (feed) perkakas, makin besar gaya yang diperlukan.
ü Makin dalam
pemotongan, makin besar gaya yang diperlukan.
ü
Gaya tangensial meningkat dengan membesarnya serpihan.
ü Gaya
longitudinal menurun, bila jari-jari ujung pahat dibuat lebih besar, atau kalau
sudut tepi pemotongan sisi diperbesar.
ü Menggunakan
media pendingin (coolant)
Dibawah ini
dapat dilihat gambar ilustrasi dari approksimasi persentase dari distribusi
gaya-gaya potong yang terjadi pada pahat mata tunggal.
Keterangan: FR = 27 %
FL = 67 %
FT = 6 %
Terlihat
bahwa Gaya Tangensial; FR, mempunyai kontribusi gaya yang paling besar, oleh
karena itu gesekan dan panas akan lebih banyak timbul akibat gaya ini, sehingga
atensi dalam hal pendinginan (coolant), harus lebih di fokuskan di daerah
tersebut.
Catatan: Terlihat bahwa ke-3 gaya tersebut seolah-olah mempunyai satuan persen
(%), pada hal, ini ingin mengatakan bahwa persentase itu merupakan perbandingan
gaya-gaya yang terjadi pada titik pusat pemotongan suatu benda kerja logam pada
suatu proses pembubutan.
Gaya pada cutting tool
tergantung pada :
1.
Gaya tangensial (FT)
meningkat seiring dengan semakin besamya serpihan yang dihasilkan.
2.
Gaya longitudinal (FL)
semakin menurun jika jari-jari ujung pahat dibuat lebih besar atau jika sudut
tepi pemotongan sisi diperbesar.
3.
Semakin dalam pemotongan (feed), semakin besar gayanya.
4.
Semakin besar hantaran cutting tool, semakin besar gayanya.
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan
dalam menentukan kecepatan pada proses penyayatan atau pemotongan benda kerja.
Harga kecepatan potong tersebut ditentukan oleh jenis alat potong dan jenis
benda kerja yang dipotong. Rumus dasar untuk menentukan kecepatan potong adalah
:
Keterangan :
Vs = kecepatan potong dalam
m/menit
D = diameter pisau dalam mm
S = kecepatan putaran dalam rpm
Faktor yang
mempengaruhi harga kecepatan potong :
ü Bahan benda kerja/material
Semakin
tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka harga kecepatan potong semakin kecil.
ü Jenis alat potong
Semakin
tinggi kekuatan alat potong maka harga kecepatan potong semakion besar
ü Besarnya kecepatan penyayatan
Semakin
besar jarak penyayatan maka kecepatan potong semakin kecil
ü Kedalaman penyayatan
Berikut ini
kecepatan potong standart untuk berbagai jenis logam :
Dalam
menentukan kecepatan potong kita dapat juga melihat tabel yang telah di
sesuaikan dengan kekuatan jenis bahan yang di gunakan saat proses penyayatan
untuk mengurangi benda kerja melalui proses pembubutan. Tabel yang di gunakan
dapat dilihat di bawah ini.
Tabel kecepatan
sesuai dengan jenis bahan :
Add caption |
A. Alat
potong pada pembubutan
1. Jenis
dan tipe pahat bubut.
Secara umum
tipe pahat bubut dapat dibedakan menjadi dua tipe yakni : Solid tool, dan Tool
bits. Solid tool ialah pahat bubut yang berukuran besar dibuat dari baja
perkakas paduan (alloy tool steel) atau High Speed Steel (HSS). Seperti pada
gambar 9.33. Pahat dari jenis ini digunakan dalam pekerjaan penyayatan
bahan-bahan lunak (seperti baja lunak /Mild Steel). Pemasangannya langsung
dijepit pada tool post, namun terdapat pula ukuran yang kecil (1/4 “) ini
dipasang pada tool holder, pahat ini termasuk solid tool.
\
Tool bit ialah pahat
yang hanya terdiri atas mata potongnya dan harus menggunakan tool holder,
dengan spesifikasi khusus sesuai dengan bentuk tool bit itu sendiri, atau di brazing
pada tangkainya
1. Sudut kemiringan pada pahat bubut
Kikir
menunjukan proses penyayatan pada benda kerja yang secara lansung dapat kita
rasakan pengaruh penyayatan tersebut. Proses penyayatan yang terjadi ini
ternyata salah satunya disebabkan oleh adanya sudut kemiringan dari sisi sayat
mata kikir tersebut sebagai alur untuk membuang tatal (chips) keluar dari
bidang pemotongan. Gambar 9.35 memperlihatkan illustrasi dari mata kikir yang
menunjukan bahwa setiap sudut kemiringan dari mata kikir tersebut langsung pada
pemotongan. Walaupun dalam pekerjaan mengikir terjadi variasi sudut yang
disebabkan oleh gerakan manual kadang meningkat atau menurun tergantung gerakan
kikir, namun sudut ini memberikan sisi buang untuk mengeluarkan tatal (chips)
walaupun hal ini tidak nampak hingga pemotongan terlihat dibawah mikroscop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar