Bila di analisis lebih lanjut dan
dengan cermat, maka sebagai akibat dari
pengerjaan mesin-mesin pada permukaan logam benda kerja itu, akan terjadi apa
yang sering disebut dengan strain
hardening, yaitu suatu efek pengerasan pada lapisan logam yang baru
dikerjakan. Hal ini terjadi karena logam itu menjadi lebih padat (compact)
akibat tekanan dari pahat nya tehadap permukaan benda kerja.
Namun, walaupun permukaan nya akan
lebih keras, tetapi sebalik nya ke uletan dan ke liatan nya akan berkutang
(biasanya menjadi lebih sulit untuk di potong/bubut).
Adapun tebal nya bagian-bagian yang
semakin padat/keras tersebut untuk setiap logam akan ber beda-beda, tergantung
dari material benda kerjanya dan juga tergantung dari cara pengerjaan yang di
aplikasikan. Untuk logam-logam yang lebih liat (ductile), maka strain hardening
yang
terjadi akan terlihat lebih nyata,
tetapi untuk untuk logam-logam yang kurang liat, misal nya: besi tuang, maka
proses strain hardening ini, hampir
tidak terjadi.
Adapun derajat dari strain hardening
(degree of strain hardening) serta dalam nya lapisan yang mengalami strain
hardening (depth of strain hardened layer) adalah tergantung kepada kecepatan
potong (), feed/hantaran (s), kondisi dari mata pahat (tajam atau
tumpul) serta sudut nya atau yang sering
disebut sebagai back rake angle.
Agar lebih jelas nya, maka beberapa
pernyataan dibawah ini perlu diperhatikan:
a. Untuk kecepatan potong yang di perbesar, maka
degree of strain hardening serta depth of strain hardened layer nya akan berkurang.
b. Untuk feed (s) yang di perbesar, maka ke-2
variabel tersebut akan bertambah besar pula.
c. Untuk perkakas pemotong (pahat)
yang tumpul, maka ke-2 variabel tersebut akan juga bertambah besar.
d.
Untuk back rake angle yang diperbesar, maka ke-2 variabel tersebut akan
berkurang tebal nya.
2.10. BAHAN PAHAT, GERAM DAN
MEDIA PENDINGIN
Tidak semua logam dapat dibuat
menjadi pahat, ada beberapa syarat yang dituntut dari sebuah pahat, yakni:
a). tahan terhadap suhu
yang tinggi (tidak mudah mencair)
b). koefisien gesek yang
rendah
c). tahan terhadap
gerusan
d). tidak mudah retak
2.10.1. BAHAN PAHAT
Berikut ini, akan diberikan beberapa
contoh bahan atau material pahat yang lazim digunakan:
a). Baja Karbon Tinggi (High Carbon
Steel)
Kandungan nya, C = (0,8 ¸ 1,2) %
Bahan ini mempunyai sifat: - hardenability (mampu di keraskan)
- mampu terhadap proses heat treatment
-
rapuh pada kekerasan maksimum.
Catatan:
-
Bahan
ini pada temperatur ± 300 °C, akan
kehilangan kekerasan nya, maka itu, bahan ini tidak sesuai untuk pekerjaan
dengan kecepatan tinggi dan tugas berat.
-
Kegunaan
nya: hanya cocok untuk bahan-bahan lunak, seperti: kayu
b). Baja Kecepatan Tinggi (High Speed
Steel/HSS)
Material ini mempunyai temperatur operasi maksimum 650 °C.
Kandungan nya, selain , 18 % Wolfram dan 5,5 % Chrom, serta unsur tambahan
lain seperti: Vanadium,
Molibdenum dan Kobalt
Secara spesifik, ada -3
kelompok HSS, yakni:
b-1). HSS 18-4-1
Baja ini mengandung: - Wolfram = 18 %
- Chrom =
4 %
-
Vanadium = 1 %
Dianggap sebagai salah satu
bahan pahat serba guna yang paling baik.
b-2). HSS Molibdenum
Molibden (molibdenum) ini berfungsi
sebagai elemen pemadu utama.
Baja Molibden 6-6-4-2, mengandung: -
Wolfram = 6 %
- Molibden = 6 %
- Chrom = 4 %
- Vanadium = 2 %
Pahat baja kecepatan
tinggi molibden, mempunyai ketahanan dan kemampuan memotong yang sangat baik.
b-3. HSS Sangat Tinggi
Material ini biasanya
mengandung unsur Cobalt antara 2 s/d
15 %, yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pemotongan, terutama pada
suhu tinggi. Komposisi kimia baja kecepatan sangat tinggi ini adalah:
-
Wolfram = 20 %
- Chrom = 4 %
- Vanadium = 2 %
-
Cobalt = 12 %
Unsur Cobalt, termasuk
bahan kimia berharga mahal, sehingga hanya dipakai terutama untuk operasi
pemotongan berat, yang mengutamakan tekanan tinggi dan suhu yang tinggi pada
pahat.
c). Paduan Cor Bukan Besi
Terdiri dari beberapa paduan-paduan, antara lain:
- Chrom
(15 ¸ 35) %
- Cobalt
(40 ¸ 50) %
- Wolfram
(12 ¸ 15) %
- Karbida: Tantalium, Molibden
- Karbon
(1 ¸ 4) %
Semua bahan diatas dalam
bentuk coran dengan persentase terentu.
Pahat yang dibuat dari
material tersebut, adalah sangat keras dan mampu bertahan sampai suhu maksimum
925 °C.
Kecepatan potong pahat
paduan cor bukan besi 2 kali lebih besar dibandingkan dengan kecepatan potong
pahat baja kecepatan tinggi, tetapi bahan paduan ini lebih rapuh,
kurang baik terhadap heat
treatment dan proses permesinan nya, hanya dengan gerinda, artinya; setelah di
cor ke dalam cetakan, maka hanya dapat di proses lanjut dengan menggunakan alat
gerinda. Bahan paduan ini, mampu
terhadap beban kejut dan efisiensi pemotongan nya cukup baik/tinggi. Sebagai
bahan pahat, maka tingkat efisiensi pemotongan nya berada diantara baja
kecepatan tinggi dan pahat karbida.
d). Kelompok Pahat Karbida
Ada beberapa jenis kelompok pahat karbida yang
di kenal dan sering digunakan, antara lain dapat dilihat pada halaman berikut
ini:
d-1). Karbida
Karbida dibuat dengan teknik
“metalurgi serbuk” (powder metallurgy), yakni: serbuk logam “wolfram karbida”
dan “cobalt”, di kempa untuk menghasilkan “desinter”
di dalam tungku peleburan pada temperatur ± 1550 °C dimana hasilnya akan mampu terhadap
proses gerinda.
·
Untuk memotong besi
dan bahan lain
nya (kecuali baja), maka biasanya komposisi
kimia pahat nya adalah: . 94 % Wolfram karbida
. 6 % Cobalt
· Untuk dapat memotong baja, maka harus ditambahkan juga: “titanium” dan
“tantalium
karbida”, tujuan nya
agar % cobalt naik, sehingga komposisi
kimia pahat karbida
pemotong baja adalah: . 82 %
Wolfram karbida
. 10
% Titanium karbida
. 8 % Cobalt
Pahat jenis ini mempunyai keunggulan:
-
koefisien
gesek nya rendah
-
tidak
mudah aus
-
tidak
terbentuk kawah
-
kecepatan
putar nya = 3 x kecepatan putar paduan lain nya.
Suhu operasi maksimum pahat ini 1200 °C dan
bahan ini merupakan bahan “buatan manusia” yang paling keras serta tahan
terhadap kompresi.
Kekurangan nya: - sangat rapuh
- kurang tahan
terhadap beban kejut (shock)
- mudah retak
- gerinda yang
digunakan, harus “silikon karbida” atau “intan”.
d-2. Karbida dengan butiran mikro
Bahan karbida dengan butiran
mikro ini adalah wolfram karbida yang kekuatan maupun kekerasan nya sangat tinggi.
Bahan pahat ini dapat dilapisi
(dengan ketebalan 0,05 ¸ 0,08 mm) oleh:
-
titanium
karbida
-
aluminium
karbida
-
titanium
nitrida
Guna material pelapis adalah:
-
menurunkan
panas yang disebabkan oleh aliran geram ketika melalui pahat
-
mengurangi
pengaruh difusivitas
-
menghindari
terjadi nya kawah pada mata pahat.
d-3. Intan
Pahat intan biasanya digunakan
untuk pemotongan yang bersifat ringan, namun kecepatan putar yang tinggi ( n =
300 s/d 1500 rpm).
Bahan-bahan yang sering dipotong
dengan pahat ini adalah:
·
kelompok bahan lunak, seperti: - aluminium
- kaca, dll
· kelompok
bahan keras, seperti: apa saja yang pahat lain tidak mampu memotong nya.
·
untuk bahan-bahan seperti:
silikon, non-ferrous dan fiber
glass, maka pahat nya harus
“intan polikristalin”.
d-4. Pahat keramik
Pahat ini dibuat dengan
teknik metalurgi serbuk, yakni antara serbuk-serbuk: aluminium oksida,
titanium, magnesium dan chrom oksida. Hasil nya kemudian dijadikan bahan
“sisipan” pahat dengan perekat: “epoxy-resin”.
Bahan ini tahan terhadap beban
kompresi, namun tingkat kerapuhan nya cukup tinggi, untuk itulah maka
dianjurkan agar “alat pemegang pahat” nya harus “kuat” dan “kokoh”.
Titik lebur pahat ini diatas 1100 °C dan
konduktivitas panas nya cukup rendah, sehingga mampu beroperasi pada putaran
tinggi dengan pemotongan yang dalam dan geram-geram nya tidak melekat pada
pahat.
2.10.2. PENGENDALIAN GERAM
Geram atau chip merupakan
serpihan-serpihan logam saat terjadi proses pembubutan. Geram yang bentuknya
memanjang dan liat (continous chip),
bisa sangat berbahaya, baik bagi operator, maupun bagi pahat nya sendiri. Untuk
itu, geram harus dapat dikendalikan dengan baik, teknik-teknik pengendalian nya
adalah:
1. menggerinda
muka pahat sampai kedalaman (0,38 ¸ 0,76)
mm dan dengan lebar (1,6
¸ 6,4) mm.
2. menggerinda alur kecil sekitar 0,9
mm dibelakang tepi pemotongan sampai kedalaman
nya antara (0,25 ¸ 0,5) mm.
3. mematri atau me-nyekrup kan plat karbida tipis
dimuka mata pahat, agar dengan demikian, diharapkan geram nya menjadi
terputus-putus.
4. pemilihan yang tepat dari sudut
pahat, akan mengendalikan arah geram yang ikal.
2.10.3. MEDIA PENDINGIN (COOLANT)
Di dalam segala operasi
pembentukan dan pemotongan, maka akan timbul panas yang tinggi, sebagai akibat
dari gesekan dan tekanan pahat terhadap benda kerja. Bila ke-2 (dua) hal
tersebut tidak dikendalikan dengan baik, maka baik permukaan pahat, maupun
benda kerja akan cendrung melekat (pada suhu titik lebur nya las).
Secara teoritis, maka distribusi
sumber utama panas pada proses pembubutan, dapat dilihat pada gambar ilustrasi
berikut ini:
Fungsi Coolant:
a. mengurangi gesekan antara geram,
pahat dan benda kerja
b. mendinginkan geram, pahat dan
benda kerja
c. memperbaiki kualitas permukaan
benda kerja
d. membersihkan permukaan benda kerja
dari serpihan-serpihan logam
e. mengurangi tekanan geram terhadap
mata pahat
f. menaikkan umur pahat
g. mengurangi kemungkinan terjadi nya
korosi pada benda kerja
h. dll.
Melihat fungsi coolant yang
begitu banyak, maka tidak semua zat cair dapat digunakan sebagai media
pendingin mesin bubut.
Untuk itu dibawah ini dapat dilihat
apa saja syarat media pendingin yang bagus, baik untuk benda kerja, pahat
demikian juga untuk mesin bubut nya.
Syarat Media Pendingin:
a. sebaiknya media pendingin tidak
mengganggu kenyamanan operator (bau, dll)
b. tidak boleh merusak mesin
c. daya serap panas nya harus baik
d. tidak mudah menguap
e. tidak berbuih
f. bersifat melumasi
g. titik didih nya harus tinggi
h. harus dapat digunakan secara terus
menerus (tersedia cukup banyak)
(contoh: untuk pembubutan kasar,
diperlukan coolant 3 galon/menit)
Agar cairan media pendingin
bisa berfungsi optimal, maka adakalanya harus ditambahkan beberapa unsur kimia.
Untuk itu, berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur apa saja yang sering
ditambahkan kedalam ciran coolant, termasuk kegunaan nya.
Zat
Kimia Yang Ditambahkan Pada Coolant:
a. Amina dan Nitrit; bertujuan untuk
mencegah karat
b. Nitrat; dimaksudkan untuk
menstabilkan Nitrit
c. Fospat dan Borak; untuk me lunak kan air
d. Soda dan air; untuk melumasi dan
mengurangi tegangan permukaan
e. Fosfor, Chlorin dan Belerang; untuk
pelumasan secara kimiawi
f. Chlorin; untuk pelumasan
g. Glikol; sebagai bahan pengaduk dan
pembasah
h. Germisida; untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri
Catatan:
Jenis dan campuran coolant yang akan
digunakan, sangat tergantung kepada:
a. Jenis bahan benda kerja
b. Jenis operasi yang digunakan
(ringan/berat)
2.10.4. MATERIAL DAN
COOLANT
Agar tidak salah memilih
jenis media pendingin yang akan digunakan untuk material benda kerja tertentu,
maka dibawah ini dapat dilihat tabel nya secara lengkap:
No
|
Material Benda Kerja
|
Jenis coolant
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Besi Cor
Aluminium
Besi mampu tempa
Kuningan
Baja
Besi tempa
dll
|
- udara
tekan
- larutan
minyak
- udara
terbuka (1 atm)
- kerosen
- larutan
minyak
- air
soda
- udara
terbuka
- oli
- minyak
mineral ringan
- sabun
- udara
terbuka
- minyak
parafin
- campuran minyak hewani
-
minyak yang larut didalam air
- minyak
termsulfurisasi
- minyak mineral
- lemak hewani
-
minyak yang larut didalam air
-
|
3. MESIN BUBUT (LATHE
ENGINE)
Karena salah satu jenis
mesin-mesin perkakas yang paling sering digunakan karena kegunaan nya yang
begitu luas adalah mesin bubut, maka dibawah ini masalah mesin bubut masih akan
lebih disoroti lagi, agar lebih dipahami.
Mesin bubut, termasuk mesin perkakas
dengan gerak utama berputar. Hal ini disebut gerak utama berputar, karena pada
saat beroperasi, benda kerja nya yang berputar.
3.1. FUNGSI DAN UKURAN MESIN BUBUT
Fungsi mesin bubut adalah
untuk memotong/menghilangkan sebahagian dari benda kerja dengan gerak berputar,
sehingga pada akhirnya menjadi benda/produk yang dapat dimanfaatkan sesuai
dengan fungsi nya.
Adapun jenis-jenis kegiatan yang
dapat dikerjakan pada mesin bubut adalah:
- membubut lurus
- membubut tirus atau konis
- membubut alur
- membor
- membuat ulir
- meng-kartel
- me-reamer
- mengetap
- menyenai
- menggrinda
-dll.
Ukuran utama sebuah mesin bubut dapat
dilihat pada gambar ilustrasi dibawah ini:
Keterangan: A =
panjang mesin bubut total (seluruh nya)
B = Jarak
antara center pada headstock (kepala tetap) sampai dengan center
pada
tailstock
(ekor tetap)
C = Diameter maksimum benda yang dapat dikerjakan
(bila alas dibuka)
D = Diameter mesin maksimum sampai ke alas.
3.2. JENIS-JENIS MESIN BUBUT
Menurut jenis dan fungsinya,
maka mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi:
a. Instrumen Lathe Engine (Mesin
bubut Instrumen)
Mesin bubut jenis ini biasanya
digunakan untuk membuat suatu produk (benda kerja) yang kecil ukuran nya,
tetapi dengan tingkat ke presisian yang tinggi dan jumlah banyak (mass
product).
b. Bench Engine Lathe (Mesin Bubut
Meja)
Mesin bubut ini biasanya digunakan
untuk membuat produk-produk yang lebih besar dibanding kan dengan produk instrument lathe engine.
Mesin bubut jenis ini dapat ditempatkan di atas bangku/meja kerja atau pun
mesin yang mempunyai kaki terbuat dari baja profil dan pelat baja.
c. Standard Engine Lathe (Mesin Bubut
Standar)
Mesin bubut jenis ini, selain dapat
memproduksi benda kerja yang lebi besar, juga lebih panjang.
d. Gap Lathe Head Engine (Mesin Bubut
Celah)
Mesin bubut ini selain dapat
mengerjakan benda-benda kerja yang besar, juga dengan diameter yang relatif
besa, sebab bagian alas dari mesin ini, yakni yang berdekatan dengan kepala
tetap, dapat dilepas-lepas dan akan menghasil kan celah, untuk kemudian akan di tempati
oleh benda kerja berdiameter besar tersebut
e. Turret Lathe Engine (Mesin Bubut
Turret)
Mesin bubut jenis ini mempunyai ekor
putar tetap, dimana dapat di pasangkan 6 (enam) alat potong, sesuai dengan yang
dibutuh kan.
Benda kerja dijepit pada chuck (cekam
ber rahang tiga), alat potongnya dapat di setel sedemikian rupa sesuai dengan
yang di inginkan, misalnya:
- facing
: mem bubut muka
-
turning : mem bubut rata
- cutting : me motong
- grooving
: membuat alur
- drilling : mengebor (melubangi)
- reaming : menghaluskan lubang
- dll.
f. Computer Numerically Control Lathe
Engine – CNC Machine (Pengendalian Secara Numerik)
Sebelum mesin di operasikan, lazim
nya dibuatkan suatu program (software) komputer yang sesuai bentuk benda kerja
yang akan dibuat. Program ini terdiri dari sederetan instruksi-instruksi yang
di kodefikasi dalam bentuk algoritma matematis, sehingga disebut: kendali numerik
Dengan mem-program kan kedudukan pahat terhadap benda kerja,
tebal nya penyayatan,panjang yang akan dibubut, diameter yang di inginkan, dll,
maka mesin jenis ini akan bekerja secara otomatis.
3.3. PERBEDAAN ANTARA
BUBUT TURET DENGAN
BUBUT MESIN
Perbedaan utama antara ke dua
mesin ini adalah bahwa bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan memproduksi
dalam jumlah yang banyak (mass product), sedangkan mesin bubut, terutama
digunakan untuk berbagai penugasan, ruang perkakas atau pekerjaan operasi
terbatas. Ciri utama dari mesin bubut turet adalah:
a. Pahat dapat dikunci secara
permanen dalam turet pada urutan yang sesuai dari penggunaan nya.
b. Setiap pos dilengkapi dengan
penghenti hantaran atau pelompat hantaran, sehingga masing-masing pemotongan
oleh pahat berikut nya akan selalu sama dengan pemotongan sebelumnya.
c. Pemotongan majemuk dapat diambil
dari pos yang sama, misal nya pembubutan dan/atau pemotongan lubang sebanyak
dua buah atau lebih.
d. Pemotongan kombinasi dapat dibuat,
yaitu dengan menggunakan pahat peluncur dan pada saat yang bersamaan pahat
turet yang memotong.
e. Kekakuan yang berlebihan dalam
memegang benda kerja dan pahat nya da adaptasikan kepada mesin nya, sehingga
memungkinkan untuk pemotongan jamak dan kombinasi
f. Dimungkinkan untuk menambahkan
peralatan bantu, misalnya untuk keperluan bubut tirus, pemotongan ulir, membuat
duplikat, dll.
3.4. BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT
Secara umum komponen utama dari
mesin bubut adalah (lihat gambar):
Keterangan Gambar:
A
= Kepala tetap (Headstock)
B
= Ekor tetap/Kepala lepas
(Tailstock)
C
= Apron
D
= Bed (Alas)
Selain itu masih ada lagi yang
disebut dengan perlengkapan mekanik dan elektik nya, agar lebih jelas, maka dapat dilihat pada
gambar diatas.
Penjelasan Singkat:
a. Headstock (Kepala Tetap)
Kepala tetap berada di bagian atas
dari mesin bubut, selain itu kepala tetap dihubungkan dengan poros spindel dan
disekitar nya terdapat gear box (rumah roda gigi), handel-handel pengatur
kecepatan, pembalik hantaran. Juga disekitar nya akan terdapat daftar hantaran,
tabel ulir, baik yang metrik maupun dalam satuan inci.
b. Tailstock (Ekor atau Kepala Lepas)
Tailstock ditempatkan pada bed engine
(alas), dimana fungsinya sebagai alat bantu untuk melakukan pembubutan yang
panjang, melakukan pem boran dan membuat tirus atau pun konis.
c. Lathe Engine Bed (Alas Mesin
Bubut)
Biasanya alas sebuah mesin bubut
terbuat dari bahan besi cor kelabu, dimana ke-2 (dua) sisi bagian luarnya
berbentuk “V” yang berfungsi selain tempat berjalan nya eretan, juga sebagai
tempat kedudukan tailstock. Bagian atas dari alas dibuat se halus/licin
mungkin, agar mempermudah gerakan dari eretan. Permukaan luar yang berbentuk V
tersebut, biasanya di hardening (diperkeras), dengan tujuan agar kuat menahan
gesekan dari eretan dan tailstock yang selalu berada diatas nya.
e. Carriage (Eretan)
Secara umum sebuah mesin bubut
dilengkapi oleh 2 (dua) buah eretan, yakni satu eretan atas dan satu eretan
bawah (lihat gambar berikut ini).
Eretan atas ini bergerak melintang,
yakni dari depan ke belakang, sedangkan eretan bawah akan bergerak secara
horizontal, yakni pada bidang mendatar.
3.4. TABEL KECEPATAN
POTONG KHUSUS
Berikut ini akan diberikan
sebuah tabel Kecepatan Potong yang
diperoleh dari hasil empiris untuk material benda kerja yang sering digunakan
dan material pahat tertentu. Bila dikatakan kasar, maka ini berarti: kegiatan pembubutan awal dari benda kerja, sedangkan bila dikatakan selesai, maka ini berarti: kegiatan akhir dari pembubutan benda kerja.
No
|
Material Benda Kerja
|
Pahat HSS
|
Pahat Karbida
|
||
Kasar
|
Selesai
|
Kasar
|
Selesai
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Baja Karbon 1010,1025
Baja medium
Baja Pemotong bebas
Baja Nikel 2330
Chrom Nikel 3120,5140
Besi Cor Kelabu
Kuningan
Aluminium
Plastik
|
25 ¸ 40
20 ¸ 40
25 ¸
45
20 ¸
35
15 ¸ 25
25 ¸
30
40 ¸ 70
30 ¸ 35
30 ¸ 60
|
70
¸ 90
60
¸
85
75
¸ 110
60
¸
85
45
¸
60
40
¸
45
85 ¸
110
70 ¸
110
90 ¸
150
|
90
¸
120
75
¸
110
110 ¸ 140
70 ¸
100
55 ¸
80
60 ¸
75
120 ¸
150
60 ¸ 90
45 ¸ 75
|
170
¸
215
140 ¸
185
185 ¸
230
130 ¸
170
100
¸
130
110 ¸
140
185 ¸
215
140 ¸
215
120 ¸
200
|
Catatan:
Untuk ke-2 jenis pahat tersebut
dengan material benda kerja yang disebutkan pada tabel diatas, maka untuk
pemotongan:
· Kasar : Dalamnya pemotongan : (4,75 ¸
9,53) mm
Hantaran (Feed) :
(0,75 ¸ 1,27)
· Selesai
: Dalamnya pemotongan : (0,38 ¸
2,39) mm
Hantaran (Feed) :
(0,13 ¸ 0,38)
Contoh Soal:
Material benda kerja adalah Baja
karbon berdiameter, D = 30 mm akan di bubut. Hitunglah putaran kasar (roughing)
dan selesai (finishing), bila material pahat nya:
a). HSS (High Speed Steel) ?
b). Karbida atau DS (Diamond Steel) ?
Jawab:
a). Pahat HSS
Putaran Kasar, = 265
rpm
Putaran Selesai, =
743 rpm
b). Pahat Karbida
Putaran Kasar, =
955 rpm
Putaran Selesai, = 1805 rpm.
3.5. MACAM-MACAM OPERASI PEMBUBUTAN.
Seperti telah disinggung
diatas, bahwa operasi pembubutan adalah beraneka ragam, mencakup membubut,
pemboran, pengerjaan tepi, penguliran dan pembubutan tirus. Berikut ini akan
diuraikan secara ringkas beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan mesin
bubut.
a). Pembubutan Silindris.
Cara yang paling umum untuk
menyangga /menopang benda kerja, khususnya benda kerja yang berputar adalah
dengan menempatkan penopang (support) di antara ke-2 center nya. Keuntungan nya
adalah dapat dan mampu menahan pemotongan
berat serta sangat sesuai untuk
benda kerja yang panjang. Karena di support di antara ke-2 ujungnya, maka
selalu akan berputar seragam dengan spindelnya, kecuali dikehendaki lain, maka
diperlukan penyetelan yang lain.
Center kepala tetap (head stock) berputar ber
sama-sama dengan benda kerja, sehingga tidak ada gesekan, tidak timbul panas,
tidak diperlukan pelumasan/pendinginan.
b). Pengerjaan Tepi (facing)
Bila sebuah permukaan akan di
potong menggunakan mesin bubut, maka
operasi nya disebut pengerjaan tepi.Benda kerja, biasa nya dipegang pada plat
muka atau di dalam pencekam, tetapi dalam beberapa kasus, pengerjaan tepi juga
dilakukan dengan benda kerja berada di antara kedua pusat mesin nya. Pemotongan
dilakukan secara tegak lurus terhadap sumbu putaran, maka kereta luncur nya
harus di kunci dengan benar pada
bangku pembubut untuk mencegah timbulnya gerakan arah aksial.
c). Pembubutan Tirus
Ada banyak suku cadang (part & component)
mempunyai permukaan yang tirus, ketirusan nya pun bervariasi, misalnya tirus curam (roda payung), tirus landai yang terdapat pada mandril
pembubut.
Conto-contoh dari pengerjaan tirus
adalah: tangkai dari gurdi ulir, ujung frais, pembesar lubang (reamer), arbor
dan perkakas-perkakas lain nya.
Dalam praktek komersial, ada beberapa
standard ketirusan yang umum digunakan, misalnya:
· Tirus
Morse
Banyak digunakan untuk tangkai gurdi,
collet (leher) pembubut dan center pembubut, ketirusan nya adalah 0,0502 mm/mm
(» 5,02 %).
· Tirus
Brown dan Sharpe
Tirus ini terutama digunakan untuk
mem-frais spindel mesin, dimana ketirusan nya mencapai sekitar 0,0417 mm/mm (» 4,17
%).
· Tirus
Jarno dan Reed
Biasanya digunakan oleh beberapa
fabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil, dimana ketirusan nya mencapai
0,05 mm/mm (» 5 %).
· Pena
Tirus
Sering digunakan sebagai pengunci,
dimana ketirusan nya 0,0208 mm/mm (» 2,08 %).
d. Membubut Ulir
Meskipun dimungkinkan untuk
membubut atau memotong ulir dalam segala bentuk, namun mesin bubut biasnya
dipilih kalau hanya sedikit ulir yang akan dibuat atau apabila di ingin kan bentuk ulir khusus.
Biasanya hampir pada setiap mesin
bubut telah tersedia mekanisme pembubutan ulir dan instruksi tersebut sudah
juga disertakan pada panel mesin bubut nya. Sehingga hanya dengan memilih dan menarik tuas yang di inginkan, maka mesin akan
bekeja untuk membuat ulir sesuai dengan yang di harapkan. Metode lain untuk
mendapatkan bentuk ulir adalah dengan menggrinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan bentuk ulir yangdiharapkan.
Misalnya akan membuat ulir dengan
bentuk “V”, maka biasanya dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode hantaran pahat.
Yang pertama, pahat dapat dihantarkan lurus ke dalam benda kerja dan ulir
dibentuk dengan melakukan sederetan pemotongan ringan. Aksi pemotongan nya
terjadi pada kedua sisi pahat yang digunakan. Yang kedua, yaitu dengan
menghantarkan pahat masuk dengan sudut tertentu.
Umumnya pahat nya diberi
hantaran positif sepanjang benda kerja,
dimana
kecepatan putaran mesin disesuaikan
untuk memotong sejumlah ulir yang di inginkan. Hal ini
dapat dicapai dengan sederetan roda gigi yang terdapat/terletak dibagian ujung
mesin bubut, menggerakkan ulir pengarah yang dihubungkan dengan spindel
headstock pada kecepatan yang di inginkan.
Setelah mesin bubut disetel, sebuah
ulir hantaran menyilang disetel pada suatu tanda di micrometer dial dan diambil suatu pemotongan yang ringan untuk
memeriksa jarak bagi dari ulir. Pada akhir dari setiap pemotongan yang ber
urutan, pahat dikeluarkan dari ulir dengan cara memutar ke belakang ulir
hantaran menyilang nya. Hal ini diperlukan karena setiap pemutaran balik dalam
ulir pengarah, akan dapat mencegah pengembalian pahat dalam pemotongan sebelum
nya. Pahat kemudian dikembalikan ke kedudukan selanjutnya untuk mebuat ulir
berikut, demikian seterus nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar